Anonim di Ujung Kabel
Di sudut-sudut gelap dunia maya,
Tangan-tangan tak tampak menari,
Memintal benang data yang tersembunyi,
Menelusuri celah, di antara kode-kode sunyi.
Tak ada suara, hanya jejak samar,
Dalam aliran arus yang tak kasat mata.
Setiap klik menjadi bisikan rahasia,
Menjalar di labirin sistem,
Menggenggam kunci tanpa nama.
Mereka bukan pahlawan, bukan pula musuh,
Hanya pengelana, pencari celah sunyi.
Mencari makna di balik angka-angka,
Menyusun ulang teka-teki tanpa petunjuk nyata.
Di tengah kabut algoritma yang mereka ciptakan,
Ada kuasa tak terucap,
Yang bersembunyi di balik topeng hitam,
Mengubah dunia tanpa kita sadari.
Di ujung malam, saat kita terlelap,
Mereka menari di atas garis yang kabur,
Antara etika dan kuasa.
Puisi di atas menggambarkan para hacker sebagai pengembara di dunia maya yang gelap dan misterius. Dalam pencarian mereka terhadap celah-celah dalam sistem, mereka beroperasi di batas antara etika dan kekuasaan, menciptakan dampak yang tidak terlihat namun signifikan pada kehidupan sehari-hari. Puisi ini menyoroti dualitas mereka—bukan pahlawan atau musuh, tetapi individu yang mengubah dunia digital tanpa terdeteksi, mengingatkan kita akan kerentanan data dan kompleksitas moral yang menyelimuti teknologi modern.
0 comments:
Post a Comment