Tak kuasa Memilih Racun diantara Manusia
Ada langkah yang tak lagi ringan,
di bawah langit yang selalu muram,
tak terhitung jejak yang pernah kukira benar,
namun terhapus bisikan yang tak pernah kupinta.
Di antara senyum yang samar,
ada tawa yang menusuk dalam diam.
Aku berusaha tetap berdiri,
namun bayangmu kerap menarikku pergi.
Seperti angin yang membawa debu,
kau datang dengan lembut, namun memudar segalanya.
Setiap kata, setiap sapa,
meredupkan cahayaku yang dulu terang.
Pernah ku kira ini tentang cinta,
tentang sahabat yang selalu ada,
namun entah sejak kapan,
tanganmu menjadi belenggu tanpa rantai.
Mimpi-mimpi kini tak lagi mengudara,
tergantung di tepi keraguan.
Keputusan yang pernah kupilih dengan bangga,
menjadi pertanyaan tanpa jawaban.
Dan kepercayaan diri yang pernah kukenakan seperti jubah,
berubah menjadi kain yang terurai perlahan.
Mungkin kau, seperti aku,
terluka dalam cerita yang tak terucap.
Namun di sini, di titik ini,
aku sadar: jalan kita tak lagi searah.
Kita tak bisa mengulang waktu,
tapi aku bisa memilih untuk melepaskan racun yang kau bawa.
Hidup ini milikku kembali,
tanpa jejakmu di setiap langkah.
0 comments:
Post a Comment