Gagap di Era Digital
Dalam pusaran cahaya layar,
Kusentuh gawai dengan ragu,
Jemari menari kaku, perlahan,
Tak kenal tarian zaman baru.
Kata-kata melesat di udara,
Kode-kode melingkar di angkasa,
Namun aku, gagap di dunia maya,
Seakan terjebak dalam nostalgia.
Klik dan geser, tak jua paham,
Padahal hanya sekadar pesan,
Yang terikat dalam huruf dan angka,
Bagiku menjadi teka-teki lama.
Tersenyum ringan mereka di sana,
Mereka yang hidup dalam dunia cahaya,
Dimana kesederhanaan kata,
Yang dulu bisa kusampaikan segera.
Teknologi membuat semua mudah,
Namun bagiku, layar ini sepi,
Tak tersentuh oleh hati yang sunyi.
Di era digital aku gagap,
Tertatih menggapai sinar gemerlap,
Namun suatu saat aku berharap,
Kumampu berlayar mantap.
Pemaknaan Puisi:
Puisi ini menggambarkan perasaan seorang individu yang merasa tertinggal dalam kemajuan teknologi. Melalui baris-barisnya, pembicara mengisyaratkan rasa canggung dan ragu ketika berinteraksi dengan perangkat digital, mencerminkan ketidakpahaman terhadap kemajuan yang seharusnya membuat segalanya lebih mudah. Ada kerinduan akan masa lalu yang lebih sederhana, dimana komunikasi bisa dilakukan tanpa hambatan teknologi.
Bagian "tersenyum ringan mereka di sana, mereka yang hidup dalam dunia cahaya" menunjukkan perbedaan generasi atau tingkat adaptasi. Orang-orang di sekitar pembicara tampak begitu akrab dan nyaman dengan teknologi, sementara ia sendiri merasa terasing dan kesepian di dunia yang kini lebih banyak bergantung pada layar.
Di akhir, meskipun ada ketidaknyamanan dan keterasingan, pembicara mengekspresikan harapan. Ia berharap suatu hari nanti akan mampu mengikuti aliran zaman, berlayar dengan mantap di tengah sinar gemerlap kemajuan teknologi. Ini menyiratkan semangat untuk belajar dan beradaptasi, meskipun saat ini ia masih meraba-raba dalam ketidakpastian.
0 comments:
Post a Comment