Brute Force: Si Jago Tebak-Tebakan
Berputar-putar dalam dunia bit dan byte,
Si algoritma kuno, tak kenal lelah, tak kenal takut,
"Brute Force," katanya, "Aku kuat, aku hebat, aku pasti bisa!"
Walau tiap kunci ia coba, satu per satu, tak pernah cepat, tak pernah jera.
Tak peduli kompleksitas, ia tetap gigih,
Seperti kucing lapar mengejar laser yang licik,
Pintu demi pintu, kode demi kode,
"Kalau nggak sekarang, mungkin besok," gumamnya, sambil tersenyum getir.
Si brute force ini sederhana, tak ada trik ajaib,
Tapi kadang, di tengah malam, ia tertawa dalam hati,
"Sekali lagi, dan sekali lagi," ia berseru riang,
"Akhirnya ketemu, dan itu pun kebetulan belaka!"
Di dunia algoritma, ia dianggap kuno,
"Ah, brute force, kau terlalu lambat, terlalu bodoh!"
Tapi si brute force hanya tersenyum kecil,
"Setidaknya, aku jujur dan gigih, walau sering bikin geli!"
Makna puisi: Puisi tersebut menggambarkan algoritma brute force sebagai pendekatan yang sederhana namun gigih dalam memecahkan masalah dengan mencoba setiap kemungkinan secara berurutan hingga menemukan solusi yang tepat. Meskipun dianggap kuno dan lambat dibandingkan dengan metode lain yang lebih canggih, brute force tetap konsisten dan tak kenal lelah, mirip dengan upaya yang keras kepala namun tidak selalu efisien. Humornya terletak pada penggambaran algoritma ini seperti seorang pekerja yang terus berusaha tanpa strategi khusus, dengan keberhasilan yang sering kali datang secara kebetulan, menunjukkan sisi ironis dan jenaka dari pendekatan brute force dalam dunia pemrograman.
0 comments:
Post a Comment