Gelombang di Kecepatan Cahaya
Di langit yang tak berbatas,
hembusan sunyi membawa pesan,
melintasi sekat waktu, menembus dinding tak kasat mata,
membisikkan isyarat bagi benda-benda yang diam.
Sebuah tarian tanpa suara,
dimana kendaraan melesat tanpa kendali,
dan angin bergetar, menyentuh jutaan hati mekanis,
di dunia yang terhubung tanpa tali.
Sebuah janji di setiap detik,
pada jarak yang hilang sekejap,
di antara bintang-bintang yang tak pernah tertidur,
mereka bicara, meski tak ada yang mendengar.
Dan di bawah langit,
kota pun bersinar,
bukan hanya lampu,
tapi oleh denyut yang tak terlihat,
menghidupkan yang tak pernah terjaga.
Gelombang,
yang tak teraba, tak terasa,
tapi di setiap napas,
kita semua menari, mengikuti alurnya.
Puisi "Gelombang di Kecepatan Cahaya" menggambarkan kekuatan dan kecepatan teknologi 5G yang menghubungkan berbagai elemen dalam kehidupan modern.Puisi ini mencerminkan bagaimana 5G memungkinkan komunikasi yang cepat dan efisien antara perangkat, menjadikan dunia lebih terhubung.
Menggunakan istilah "kecepatan cahaya," puisi ini menyoroti kecepatan data yang luar biasa tinggi dan latensi rendah yang ditawarkan oleh jaringan 5G. Dengan hadirnya 5G, cara kita berinteraksi dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari akan mengalami transformasi besar, menciptakan kemungkinan baru dalam berbagai sektor. Puisi ini juga menyiratkan harapan akan masa depan yang lebih terhubung, di mana teknologi dapat meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan pengalaman baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Puisi dipublikasikan pula pada situs ini
0 comments:
Post a Comment