Monday, October 7, 2024

Puisi: Cacing di Layarku

Cacing di Layarku

Di tengah malam yang tenang, layar berbinar,
Masuklah si worm, tak diundang hadir.
Dia tak mengetuk, langsung saja menyebar,
Menyelundup lewat email, lincahnya luar biasa pintar.

"Saya cuma lewat," katanya malu-malu,
Membawa salinannya, seperti teman yang baru.
Klik satu folder, eh jadi berlipat ganda,
"Santai, cuma numpang... tak bikin sengsara!"

Namun harddisk mulai terasa berat,
"Hei, ini pesta atau ada serangan kilat?"
Sistem mendadak lamban, layar beku di sudut,
Sang worm tertawa kecil, "Ah, cuma sedikit input."

Tapi saat fajar mulai menyapa,
Worm tertidur, di pojokan data.
Dengan senyum jahil, ia berbisik lembut,
"Tenang saja, besok aku main lagi, seru banget!"

Ilustrasi Puisi

 

Puisi "Cacing di Layarku" menggambarkan dengan humor situasi yang sering terjadi saat komputer terinfeksi worm atau 'cacing'. Worm dalam puisi ini dianalogikan sebagai tamu tak diundang yang masuk ke dalam sistem komputer dengan cara yang diam-diam, tetapi membawa dampak yang signifikan.

Berikut beberapa poin maknanya:

  1. Kemunculan Tak Diundang: Worm diumpamakan seperti tamu yang datang tanpa permisi, yang menyelinap masuk tanpa disadari. Ini menggambarkan bagaimana worm dapat menyusup ke dalam sistem komputer tanpa terdeteksi oleh pengguna.

  2. Penyebaran Cepat: Worm di puisi ini menggandakan dirinya dan menyebar ke folder dan sistem lain dengan mudah. Ini mencerminkan sifat worm yang dapat menyebar dengan cepat melalui jaringan atau komputer tanpa bantuan pengguna.

  3. Efeknya pada Sistem: Meskipun worm awalnya terkesan "tak membahayakan" dengan dialog santai, kenyataannya sistem mulai melambat dan beku. Ini menggambarkan dampak worm yang dapat menyebabkan kerusakan atau memperlambat kinerja komputer, meski awalnya tampak sepele.

  4. Sikap Santai Worm: Worm dalam puisi tampak santai, bahkan bercanda tentang kehadirannya. Ini mencerminkan sifat humor dalam puisi, seolah worm adalah karakter yang tidak peduli bahwa ia sedang menyebabkan masalah, malah menikmati prosesnya.

  5. Ancaman yang Tersembunyi: Di akhir puisi, worm berjanji akan "bermain lagi" besok, memberi kesan bahwa worm akan terus menginfeksi dan menjadi masalah yang berulang. Ini melambangkan bagaimana worm bisa tetap ada di sistem dan terus menimbulkan ancaman jika tidak ditangani dengan benar.

Secara keseluruhan, puisi ini menggunakan humor untuk menjelaskan betapa menyebalkannya worm komputer, tetapi dengan cara yang ringan dan menghibur.

 

0 comments:

Post a Comment

Search This Blog

Powered by Blogger.

About Me

My photo
Dr. Feri Sulianta, S.T., M.T., MOS, MTA, CPC, CNNLP, CHA mengawali karir sebagai Chief Information Officer, saat ini ia mengajar di beberapa perguruan tinggi dan menggeluti peran sebagai life coach. Kegemarannya menulis membuatnya didapuk MURI(2016) sebagai penulis buku Teknologi Informasi terbanyak. LEPRID (2018) memberikan apresiasi sebagai Penulis dengan Kategori Buku Terbanyak, 19 kategori untuk 88 buku. Hingga kini Feri Sulianta sudah memublikasikan lebih dari 100 judul buku.