Evolusi Tempat Simpan
Dulu, simpanan itu sebesar cakram,
Magnetic disk, berputar dengan tenang.
"Jangan banyak file," katanya sinis,
"Nanti aku meledak, penuh ini disk!"
Evolusi Tempat Simpan
Dulu, simpanan itu sebesar cakram,
Magnetic disk, berputar dengan tenang.
"Jangan banyak file," katanya sinis,
"Nanti aku meledak, penuh ini disk!"
Kemudian datang si hardisk baja,
"Tenang, bro, aku kuat, jangan khawatir saja."
Data pun menari di atas piringannya,
Tapi lama-lama, bunyi kipasnya mengeluh pelan.
Lalu muncul flash disk kecil,
"Hei, aku mungil tapi canggih, dong!" serunya nakal.
Colok saja aku, praktis sekali,
Tanpa putaran, tanpa ribut, langsung transfer rapi!
Namun si flash disk belum yang terakhir,
MicroSD pun datang, makin kecil, bikin bingung sekarat.
"Simpan aku di dompet, atau dalam telinga,
Aku bisa muat lagu-lagu, bahkan semua cinta!"
Akhirnya, awan pun berbisik dari langit tinggi,
"Sudahlah, simpan saja di sini, tanpa perlu jinjing!"
Manusia tertegun, matanya terbelalak,
"Hebat, tapi jangan sampai sinyalnya hilang mendadak!"
Puisi ini menggambarkan perjalanan perkembangan media penyimpanan dengan humor ringan, mencatat transformasi dari media besar dan ribet hingga yang paling praktis, kecil, dan akhirnya ke penyimpanan awan yang tak terlihat namun bisa diakses di mana saja.
0 comments:
Post a Comment