Cuitan Sang Burung Biru
Di dunia maya, burung biru berdering,
Setiap cuitan bagai gemerincing koin king,
Orang-orang datang dan pergi,
Dengan opini yang tak pernah sepi.
Ada yang berdebat soal kopi,
Lalu tiba-tiba bahas teori konspirasi,
Emoji tertawa, marah, dan bingung,
Berterbangan seperti kupu-kupu kumbang.
Ada yang retweet, ada yang like,
Viral dalam hitungan detik,
Cuitan receh jadi trending,
Siapa sangka bisa jadi penting?
Politik, olahraga, hingga drama seleb,
Semua campur jadi kolase yang lebat,
Netizen pun jadi sastrawan dadakan,
Di kolom komentar mereka berpantun ria.
Tapi hati-hati, jangan terlalu serius,
Di Twitter, lelucon bisa jadi virus,
Hanya satu cuitan salah kata,
Langsung trending, terblokir, jadi cerita!
Dunia Twitter penuh warna-warni,
Setiap timeline adalah panggung seni,
Sekali cuit, semua bisa terbelit,
Selamat datang di negeri cuitan yang penuh kicau unik!
Makna Puisi:
Puisi ini menggambarkan Twitter sebagai platform media sosial yang dinamis dan penuh keanekaragaman. Setiap pengguna memiliki kesempatan untuk menyuarakan pendapat, berinteraksi dengan pengguna lain, dan bahkan berpartisipasi dalam tren global. Meski banyak hal receh atau lucu yang menjadi viral, ada juga sisi serius dari platform ini, di mana cuitan bisa berdampak besar. Namun, pada akhirnya, puisi ini mengingatkan bahwa yang dilansir di Twitter tidak selalu harus diambil terlalu serius, melainkan dapat dipandang juga sebagai tempat hiburan dan humor.
0 comments:
Post a Comment