Si Jari Belanja, Dompet Terancam
Lihat handphone tergeletak, ada notifikasi menggoda,
"Flash sale segera dimulai, diskon besar tak terduga!"
Akhirnya klik tanpa sadar, walau dompet mulai gundah.
Sepatu, baju, alat dapur, semua klik dalam sekejap,
Tiap malam kiriman datang, rumah pun mulai sesak,
Kotak kardus berjejer rapi, seperti menara tertinggi,
Padahal yang beli cuma sandal, eh yang datang kulkas mini!
"Free ongkir? Wah, rugi kalau dilewatkan!"
Tak terasa tambah lagi, barang-barang tak karuan,
Tetangga tanya heran, "Buka toko atau pindahan?"
Tersenyum malu, jawab pelan, "Ah, cuma promoan."
Akhir bulan datang menanti, tagihan bagaikan tsunami,
Dompet menangis, saldo lenyap, aduh, gimana nih nanti?
Tapi hati tetap senang, “Tenang aja, bulan depan ada promo lagi!”
Begitulah kisah belanja online, senang-senang, tapi dompet menjerit sepi.
Makna Puisi:
Puisi ini mengangkat fenomena kebiasaan belanja online yang semakin marak dengan hadirnya promo dan diskon yang menggoda. Ada nuansa humor yang menggambarkan bagaimana seseorang dengan mudah terpengaruh untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, hanya karena promo yang tampak menarik. Puisi ini menyindir kebiasaan impulsif dalam belanja online yang sering berujung pada penyesalan ketika melihat tagihan di akhir bulan, meski tetap ada rasa puas dari pengalaman berbelanja.
0 comments:
Post a Comment