Generasi Alfa dalam Jaring Intuisi Digital
Di dalam rahim nirkabel, mereka dilahirkan,
Tanpa tali pusar tanah, hanya serat optik yang berdenyut.
Generasi alfa, berjemari halus menggeser layar,
Mereka tak berbicara bahasa dunia lama,
Hanya gemerisik sinyal yang terurai di udara.
Ruang maya adalah taman bermain,
Mereka tak butuh instruksi, hanya kilatan ikon,
Bukan buku pelajaran, tapi kode yang tak tertulis
Terbaca di balik retina yang memantulkan cahaya biru.
Mereka tahu, sebelum tahu menjadi wujud.
Ketika tidur, mimpi mereka bukan tentang petualangan di hutan
Namun labirin data, rimba biner,
Tempat algoritma berbisik dalam rima aneh,
Mengalir bersama detak pixel,
Menjadi narasi yang tak pernah ditulis.
Mereka adalah alkemis baru,
Menyulap perhatian menjadi mata uang,
Menganyam konten dari remah-remah wacana
Yang terlontar dalam sorak gemuruh mikrofon maya.
Mereka berbicara, tapi suara tak perlu keluar dari mulut,
Semua terungkap dalam gambar, meme, dan gif.
Entah bagaimana mereka tahu arah,
Tanpa pernah menanyakan peta,
Sebuah kompas intuitif tertanam di syaraf digital,
Menunjukkan jalan ke tempat-tempat yang tak pernah kita bayangkan,
Di mana identitas berubah lebih cepat dari username.
Adakah realitas di sini, di mana batas kabur?
Sebuah dunia tanpa gravitasi,
Di mana perasaan mereka lebih nyata dalam notifikasi
Ketimbang pelukan hangat,
Namun mereka tetap merasa, meski melalui layar dingin.
Seakan dilahirkan dengan chip tersembunyi,
Tak butuh manual atau kode etik kuno,
Hanya sekali ketuk, dan mereka terhubung
Dengan riuh gemuruh server yang menyala,
Bergejolak bersama takdir digital mereka.
Di jantung frekuensi, di mana kita bersembunyi dalam bayang-bayang
Mereka berdiri tegak, sebagai penguasa tak kasat mata,
Mereka tak mencari, tapi menemukan
Apa yang sudah tertulis dalam riak-riak sinyal kosmik
Yang hanya mereka bisa baca.
Apakah mereka makhluk baru?
Atau kita yang tertinggal,
Di luar arus sungai data,
Di mana intuisi adalah gerak naluriah,
Bukan hasil dari pelatihan, bukan juga dari pengalaman.
Generasi alfa,
Mereka tak melihat, mereka merasakan,
Mereka tak berpikir, mereka mengalir,
Dalam ruang tak teraba,
Menyatu dengan mesin, bukan sebagai budak,
Tapi sebagai jiwa yang melebur dengan jaring digital.
Apakah ini akhir? Atau awal yang baru?
Ketika intuisi bukan lagi milik alam,
Tapi milik gelombang dan sinyal yang tak kasat mata.